Indonesia penghutang terbesar ADB

Sidang tahunan Asian Development Bank (SDB) di Denpasar, Bali, ditutup, Selasa (5/5). Kesepakatan ADB untuk menambah modalnya hingga tiga kali lipat untuk meningkatkan kemampuan ADB dalam memberikan pinjaman kepada negara-negara anggotanya termasuk Indonesia. Ternyata harus diikuti dengan setoran hingga Rp 2 triliun selamat empat tahun yang harus ditanggung APBN.

Lewat tambahan setoran tersebut, Indonesia mendapatkan komitmen bantuan dari ADB senilai US$ 140 juta untuk pembangunan infrastruktur, sebesar US$ 65 juta untuk PNPM Mandiri, dan pinjaman siaga senilai US$ 1 miliar. Pinjaman siaga ini akan digunakan jika keadaan perekonomian mendesak. Indonesia juga tercatat sebagai negara penghutang terbesar di ADB.

Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Nasional menolak rencana ADB dan negara maju untuk memberikan utang sebesar US$ 2 miliar kepada pemerintah. Pemerintah Jepang dan ADB dituntut membatalkan utang. Pasalnya utang itu hanya akan menambah beban rakyat. Ekonom Kwik Kien Gie berharap pemerintah bisa memahami kondisi sulit yang dihadapi rakyat saat ini.

Bukannya berkurang, menurut tim Indonesia Bangkit, utang pemerintah naik 31 persen dalam empat tahun terakhir. Di awal 2009, utang Indonesia mencapai lebih dari Rp 1.600 triliun. Akibatnya setiap warga negara mesti memikul beban utang sekitar Rp 7,7 juta. Tak heran jika pemerintah diminta untuk tak terus tergantung pada utang negara maju atau lembaga semacam ADb dan IMF.